Selasa, 28 Desember 2010

UKURAN BUMI

Ketika orang-orang berdiri dan mulai berjalan, mereka merasa tidak ada tekanan ke atas atau ke bawah. Duduk, berjalan, dan berlari adalah aktivitas yang sangat biasa. Namun setiap kali orang terlibat dalam kegiatan tersebut, mereka sama sekali tidak menyadari bahwa mereka menolak gaya gravitasi yang sangat.kuat.

Alasan yang paling penting dalam hal ini adalah ukuran Bumi. Jika ukurannya sedikit lebih kecil, maka gravitasi akan jauh lebih lemah, atmosfer planet akan terpecah dan menghilang, dan kita tidak akan mampu untuk tetap stabil di dunia. Jika bumi lebih besar, gravitasi akan cukup meningkat dan berbagai gas beracun akan membuat atmosfer kita mematikan. Bahkan jika kita berhasil untuk melindungi diri dari gas, kita tidak akan mampu bergerak.

Namun sepertinya masalah tidak pernah muncul, karena ukuran bumi telah ditentukan dengan cara yang memungkinkan bagi kehidupan manusia. Kondisi yang menggabungkan secara halus di mana tidak ada cara bahkan satu dari mereka bisa muncul secara kebetulan. Para ilmuwan telah menghitung kemungkinan peristiwa semacam itu sebagai 1 dalam 10.123,1 Jelasnya, pembentukan secara kebetulan dari lingkungan yang cocok bagi kehidupan adalah tidak mungkin.

Apakah Allah menghendaki demikian, Dia bisa membuat bintang dan planet yang cocok untuk kehidupan, mengatur hal-hal sehingga manusia tidak perlu makan atau minum, gas untuk bernapas dalam ukuran tertentu, atau gravitasi atau Matahari. Tapi Allah, Yang menciptakan semua yang ada, menghendaki untuk membawa semua kondisi secara terperinci yang diperlukan untuk kehidupan yang uar biasa untuk mengingatkan masyarakat bahwa Dia menciptakan dan mengendalikan segala sesuatu dan memberikan kita kesempatan untuk menghargai kekuasaan-Nya yang tak terbatas dan kembali kepada-Nya:

 
Dia Pemilik kerajaan langit dan bumi milik. Dia tidak memiliki anak laki-laki, dan Dia tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya. Dia menciptakan segala sesuatu dan menetapkan ukuran-ukurannya dengan cara yang tepat. (QS. Al-Furqan, 2)
 

Senin, 27 Desember 2010

JAUH LEBIH HEBAT DARI TANGAN ROBOT

HARUN YAHYA

 
Tangan kita, yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mengaduk secangkir teh, membuka halaman surat kabar, atau menulis, telah dirancang sedemikian sempurna.
Ciri terpenting tangan adalah kemamuannya bekerja sebaik-baiknya dalam beragam kegiatan. Dengan dilengkapi otot dan saraf yang sangat banyak, lengan membantu tangan kita memegang benda dengan erat atau longgar sesuai dengan keadaannya. Misalnya, tangan manusia yang terkepal dapat memukul dengan pukulan seberat 45 kg. Sebaliknya, melalui ibu jari dan jari telunjuk, tangan kita juga dapat merasakan sehelai kertas berketebalan sepersepuluh milimeter.
Jelas, kedua tindakan ini sangat berbeda sifatnya. Yang satu memerlukan kepekaan, sedang yang lain memerlukan kekuatan besar. Namun, kita tak perlu sedetik pun memikirkan apa yang perlu kita lakukan saat kita akan mengambil sehelai kertas dengan kedua jari atau memukul dengan kepalan. Kita pun tak perlu memikirkan cara menyesuaikan kekuatan tangan kita bagi kedua tindakan ini. Kita tak pernah berkata, "Sekarang saya hendak memungut sehelai kertas. Saya akan menerapkan kekuatan sebesar 500 g. Sekarang saya akan mengangkat seember air. Saya akan menerapkan kekuatan sebesar 40 kg." Kita tidak pernah repot-repot memikirkannya.
Tangan-tangan robot yang dihasilkan memiliki kekuatan yang sama dengan tangan manusia, tetapi tidak memiliki kepekaan sentuhan, kesempurnaan daya gerak, dan kemampuan melakukan beragam pekerjaan.
Alasannya adalah tangan manusia dirancang untuk melakukan semua tindakan ini secara bersamaan. Tangan diciptakan sekaligus dengan keseluruhan fungsi dan keseluruhan rancangan terkaitnya.
Semua jari tangan memiliki panjang, letak, dan kesesuaian yang pas satu sama lain. Contohnya, kekuatan kepalan yang dibentuk tangan dengan ibu jari normal itu lebih besar daripada kekuatan kepalan yang dibentuk tangan dengan ibu jari pendek. Ini karena, dengan panjang yang sesuai, ibu jari dapat menutupi jari-jari lainnya dan membantu menambah kekuatan dengan mendukung jari-jari yang lain.
Ada banyak seluk-beluk terperinci pada rancangan tangan: misalnya, tangan memiliki bagian-bagian pembentuk yang lebih kecil di samping otot dan saraf. Kuku pada ujung jari bukanlah hiasan sepele yang tidak memiliki kegunaan. Ketika memungut jarum dari lantai, kita menggunakan kuku maupun jari. Permukaan kasar pada ujung jari dan kuku membantu kita memungut benda kecil. Kuku memiliki peranan sangat penting dalam mengatur tekanan amat lemah yang dikerahkan jari pada benda yang dipegangnya. Keistimewaan khusus tangan lainnya adalah tangan tidak pernah kelelahan.
Insinyur Hans J. Schneebeli yang merancang tangan robot, yang dikenal sebagai "Tangan Karlsruhe", menyatakan bahwa semakin lama dia membuat tangan robot, semakin dia mengagumi tangan manusia. Dia menambahkan bahwa masih perlu waktu lama sampai kita dapat membuat tangan robot yang mampu melakukan sejumlah kecil saja pekerjaan yang dapat dilakukan tangan manusia..
Dunia kedokteran dan ilmu pengetahuan bersusah-payah berusaha membuat tangan tiruan. Sejauh ini, tangan-tangan robot yang dihasilkan memiliki kekuatan yang sama dengan tangan manusia, tetapi tidak memiliki kepekaan sentuhan, kesempurnaan daya gerak, dan kemampuan melakukan beragam pekerjaan.
Banyak pakar setuju kita tidak bisa membuat tangan robot yang memiliki fungsi tangan lengkap. Insinyur Hans J. Schneebeli yang merancang tangan robot, yang dikenal sebagai "Tangan Karlsruhe", menyatakan bahwa semakin lama dia membuat tangan robot, semakin dia mengagumi tangan manusia. Dia menambahkan bahwa masih perlu waktu lama sampai kita dapat membuat tangan robot yang mampu melakukan sejumlah kecil saja pekerjaan yang dapat dilakukan tangan manusia.
Biasanya, tangan manusia bekerja bersama-sama dengan mata. Sinyal yang sampai ke mata diteruskan ke otak dan tangan bergerak menurut perintah yang diberikan otak. Tentu saja, ini berlangsung dalam waktu sangat singkat dan tidak diperlukan usaha khusus untuk melakukannya. Di lain pihak, tangan robot tidak dapat bergantung pada penglihatan dan sentuhan. Untuk setiap gerakan diperlukan perintah yang berbeda-beda. Selain itu, tangan robot tidak mampu melakukan bermacam fungsi. Contohnya, tangan robot untuk bermain piano tidak dapat memegang palu, dan tangan robot untuk memegang palu tidak dapat memegang telur tanpa memecahkannya. Beberapa tangan robot yang terakhir dibuat hanya mampu melakukan 2-3 gerakan bersamaan, tetapi ini masih sangat sederhana jika dibandingkan dengan kemampuan tangan manusia. Ketika Anda memikirkan kedua tangan yang bekerjasama secara selaras, kesempurnaan tangan ini akan lebih gamblang lagi.
Allah merancang tangan sebagai alat tubuh khusus bagi manusia. Dengan segala bagiannya, tangan manusia memperlihatkan kesempurnaan dan keunikan mahakarya ciptaan Allah.

PANCA INDRA


Pernahkah Anda berpikir apakah orang lain mengalami perasaan melihat, mencium atau menyentuh sebagaimana Anda? Mungkin pernah, namun Anda tidak dapat menyimpulkan secara pasti karena mustahil bagi Anda untuk mengetahui dunia pancaindra orang lain. Jika demikian, perkembangan ilmiah terakhir mengenai masalah ini akan memberikan tambahan informasi penting terhadap perkiraan semacam itu.

Sebuah pertanyaan yang ada sejak dulu: “apa perbedaan antara apa yang saya tangkap dan yang Anda tangkap tatkala merasakan dunia ini?” Kita semua sepakat bahwa ketika kita melihat sekuntum mawar merah maka mawar itu bukanlah biru atau hijau, tetapi merah sebagaimana yang saya dan Anda sama-sama saksikan?” Atau bagaimanakah Anda mencium aroma yang sampai ke hidung saya?”
Sifat asli dari pengalaman-pengalaman yang dihasilkan melalui pancaindra kita tidak memungkinkan kita memberikan jawaban pasti atas pertanyaan-pertanyaan ini. Meskipun begitu, para ahli dalam bidang tersebut berpendapat bahwa hasil-hasil yang mereka peroleh dari pelbagai percobaan mereka sudah cukup untuk dapat menjawab pertanyaan “Apakah dunia yang kita rasakan berbeda?” dengan jawaban "ya".
Ada sejumlah perbedaan besar di antara pengalaman-pengamalan yang dihasilkan pancaindra masing-masing dari kita. “Tidak ada dua orang yang hidup di dalam dunia pancaindra yang sama,” menurut ahli saraf Paul Breslin dari Monell Chemical Senses Center [Pusat Indra Kimiawi, Monell] di Philadelphia. “Dunia yang Anda lihat, makanan yang Anda rasakan, aroma yang Anda cium – semuanya dirasakan dengan cara khas Anda sendiri,”, jelasnya.
Apabila Anda bertanya kepada berlainan orang yang mencicipi sebuah minuman yang berasa tidak enak apakah mereka menyukainya atau tidak maka Anda akan menerima jawaban yang berbeda. Kebanyakan akan mengatakan mereka tidak suka. Tetapi tidak semuanya. Akan ada sebagian yang mengatakan mereka tidak merasakan sesuatu yang aneh di dalamnya, dan bahkan beberapa mengatakan mereka menikmati minuman tersebut.
Para ahli pun telah mengamati keberagaman semacam ini pada berbagai percobaan terhadap indra lainnya. Terdapat sejumlah perbedaan penting pada tiap orang pada pengenalan tentang cahaya dan warna.“ Stephen Tsang dari Universitas Columbia di New York mengatakan, “Tanggapan kita terhadap cahaya beragam mulai dari mereka yang mampu mengenali satu foton tunggal sampai mereka yang memiliki penyakit yang dikenal sebagai rabun ayam, yang sangat mengganggu kemampuan mereka melihat dalam cahaya redup.”
Samir Deeb, seorang peneliti tentang perbedaan-perbedaan dalam pengindraan warna di Universitas Washington, Seattle, menyimpulkan penemuannya dalam pernyataan berikut, “Bahkan antar-individu yang memiliki penglihatan normal, uji terhadap persepsi warna memperlihatkan rentang perbedaan yang besar dalam hal bagaimana warna-warna terlihat.”
Subyek [yakni sejumlah orang yang diuji dalam penelitian ini] juga berbeda dalam hal tanggapan mereka dalam tes yang dirancang untuk mengukur ketahanan terhadap rasa sakit. Satu kelompok yang disentuhkan dengan air yang secara perlahan dipanaskan tidak tahan terhadap peningkatan suhu yang sangat kecil sekalipun, sementara kelompok lainnya terlihat sangat sedikit terpengaruhi. Satu orang bahkan berkata bahwa dia tidak merasa terganggu bahkan ketika suhu mencapai 49 derajat Celcius, batas tertinggi yang dapat diterima kulit manusia tanpa melepuh. Bob Coghill, dari Wake Forest Medical School [Sekolah Kedokteran Walke Forest], yang melakukan sejumlah percobaan tersebut, menyambungkan orang-orang yang menjadi subyek penelitian tersebut pada sebuah magnetic resonance imaging device [alat pencitra resonansi magnetis] dan menentukan sebuah hubungan yang jelas antara tingkat rasa sakit yang dialami dan jumlah aktifitas otak yang terjadi bersamaan di dalam cerebral cortex. “Persepsi terhadap rasa sakit memiliki keberagam yang sangat besar,” kata Jeffrey Mogil dari Universitas McGill di Montreal, “dan percobaan-percobaan ini menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan itu adalah nyata dan apa adanya.”
Dengan demikian terdapat keragaman individu yang besar setidaknya pada keempat pancaindra. Ini berarti organ penerima penglihatan, penciuman, pengecapan dan rasa-sakit Anda benar-benar berbeda dengan yang dimiliki orang lain. Paul Breslin menegaskan tabiat mendasar dari penemuan-penemuan ini: “Jika Anda menganggap bahwa hampir setiap hal yang kita kenali sejak lahir bergantung pada sistem indrawi kita, maka perbedan-perbedaan indrawi individu kitalah yang jauh lebih menarik.” Dengan kata lain, “hidup kita keseluruhannya merupakan hasil persepsi (pengindraan) kita.”
Ini berarti seseorang berhadapan dengan kebenaran hidup yang terpenting.
Akan tetapi bagaimana seluk beluk yang sedemikian luar biasa rumit, saling terkait dan rinci dari kehidupan dapat tetap berlangsung dengan cara yang sedemikian nyata dan tanpa terputus di dalam sebuah dunia yang di dalamnya materi hanya ada sebagai sebuah persepsi (hasil pengindraan)? Milik siapakah seluruh informasi ini, dan siapakah Pencipta dari semua peristiwa dan Penguasa segala sesuatu?
Siapa pun yang dengan tulus memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini akan pasti melihat kebenaran. Allah telah menciptakan manusia beserta seluruh kemampuan indrawi (persepsi) mereka, dengan kata lain takdir mereka, dan Allah adalah Penguasa kehidupan mereka di setiap waktu. Dia mengetahui apa yang terjadi setiap saat.
Dua peristiwa yang disebutkan Allah dalam Al Qur'an mungkin menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan indrawi tidaklah terbatas pada perbedaan-perbedaan kecil dalam mengenali warna atau rasa sakit. Yang pertama dari peristiwa ini merujuk pada Nabi Ibrahim AS yang merasakan api sebagai dingin. Allah yang Mahakuasa mengeluarkan perintah “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim!” (QS. Al Anbiyaa', 21:69), dan dengan kehendak-Nya Nabi Ibrahim tidak merasakan sedikit pun sifat membakar dari api. Demikianlah, Nabi Ibrahim merasakan api, yang dirasakan panas membakar oleh setiap orang, sebagai sesuatu yang sejuk. Pada peristiwa lainnya, Allah menampakkan golongan yang tengah berperang di pihak-Nya berjumlah dua kali lipat di mata para musuh mereka:
"Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka.  Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati." (QS. Al Qur'an, 3:13)
Pengungkapan bahwa satu orang digambarkan sedang terlihat sebagai dua orang "dengan mata kepala mereka sendiri“ sangatlah jelas, dan mengesankan bahwa para pengingkar Allah mungkin telah mengalami perbedaan pengindraan dengan melihat satu orang yang beriman berjumlah dua. (Wallaahu a'lam) Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan indrawi telah ditetapkan sebelumnya oleh  Allah dengan pengetahuan yang tidak mampu kita pahami.
Jika Anda ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang dunia persepsi (pengindraan), Anda dapat menemukannya di dalam buku Harun Yahya dengan "Hakikat di Balik Materi."

PERJALANAN HIDUP


Awalnya Hanya Bersel Satu
Makhluk hidup bersel satu yang mendiami bumi kita tak terhitung jumlahnya. Semua makhluk bersel satu ini berkembang biak dengan membelah diri dan membentuk salinan yang sama seperti diri mereka sendiri ketika pembelahan terjadi.
Embrio yang berkembang dalam rahim ibu, juga memulai hidupnya sebagai makhluk bersel satu. Sel ini memperbanyak diri dengan cara membelah diri. Dalam kondisi ini, tanpa adanya perencanaan khusus, sel-sel yang akan membentuk bayi yang belum lahir ini akan memiliki bentuk yang sama. Dan apabila ini terjadi, maka yang akhirnya muncul bukanlah wujud manusia, melainkan gumpalan daging tak berbentuk. Tapi ini tidaklah terjadi, karena sel-sel tersebut membelah dan memperbanyak diri bukan tanpa pengawasan.
Sel yang Sama Membentuk Organ yang Berbeda
Sperma dan sel telur yang bertemu, kemudian bersatu membentuk sel tunggal disebut zigot. Sel ini kemudian membelah dan memperbanyak diri dan merupakan cikal bakal manusia. Beberapa minggu setelah penyatuan ini, sel-sel yang terbentuk mulai tumbuh berbeda satu sama lain, dengan mengikuti perintah rahasia yang diberikan kepada mereka. Sungguh sebuah keajaiban besar, sel-sel tanpa kecerdasan ini mulai membentuk organ dalam, rangka dan otak.
Sel-sel otak mulai terbentuk pada dua celah kecil di salah satu ujung embrio. Sel-sel otak akan berkembang biak dengan cepat di sini. Sebagai hasilnya, bayi akan memiliki sekitar sepuluh milyar sel otak.
Ketika pembentukan sel-sel otak tengah berlangsung, seratus ribu sel baru ditambahkan pada kumpulan sel ini setiap menitnya. Masing-masing sel baru yang terbentuk, berperilaku seolah-olah tahu dimana ia harus menempatkan diri dan dengan sel mana saja ia harus membuat sambungan. Setiap sel menemukan tempatnya masing-masing. Dari jumlah kemungkinan sambungan yang tak terbatas, ia mampu menyambungkan diri dengan sel yang tepat. Terdapat seratus trilyun sambungan dalam otak manusia. Agar sel-sel otak dapat membuat trilyunan sambungan ini dengan tepat, mereka harus menunjukkan kecerdasan yang jauh melebihi tingkat kecerdasan manusia. Padahal sel tidak memiliki kecerdasan sama sekali.
Tidak hanya sel otak, setiap sel yang membelah dan memperbanyak diri pada embrio, pergi dari tempat pertama kali ia terbentuk dan langsung menuju ke titik yang harus ia tempati. Setiap sel menemukan tempat yang telah ditetapkan untuknya, dan dengan sel mana pun mereka harus membentuk sambungan, mereka akan mengerjakannya.
Lalu, siapakah yang menjadikan sel-sel yang tak memiliki akal pikiran tersebut mengikuti rencana cerdas ini? Profesor Cevat Babuna, mantan dekan Fakultas Kedokteran, Ginekologi dan Kebidanan, Universitas Istanbul, Turki, berkomentar: "Bagaimana semua sel yang sama persis ini bergerak menuju tempat yang sama sekali berbeda, seolah-olah mereka secara mendadak menerima perintah dari suatu tempat, dan berusaha agar benar-benar terbentuk organ-organ yang sungguh berbeda? Hal ini jelas menunjukkan bahwa sel yang identik ini, yang tidak mengetahui apa yang akan mereka kerjakan, yang memiliki genetika dan DNA yang sama, tiba-tiba menerima perintah dari suatu tempat, sebagian dari mereka membentuk otak, sebagian membentuk hati, dan sebagian yang lain membentuk organ yang lain lagi".
Proses pembentukan dalam rahim berlangsung terus tanpa henti. Sejumlah sel yang mengalami perubahan, tiba-tiba saja mulai mengembang dan mengkerut. Setelah itu, ratusan ribu sel ini berdatangan dan kemudian saling bergabung membentuk jantung. Organ ini akan terus berdenyut seumur hidup.
Hal yang serupa terjadi pada pembentukan pembuluh darah. Sel-sel pembuluh darah bergabung satu sama lain dan membentuk sambungan di antara mereka. Bagaimana sel-sel ini tahu bahwa mereka harus membentuk pembuluh darah, dan bagaimana mereka melakukannya? Ini termasuk beragam pertanyaan yang belum dipecahkan ilmu pengetahuan.
Sel-sel pembuluh darah akhirnya berhasil membuat sistem tabung sempurna, tanpa retakan atau lubang padanya. Permukaan bagian dalam pembuluh darah ini mulus bagaikan dibuat oleh tangan ahli. Sistem pembuluh darah sempurna tersebut akan mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh bayi. Jaringan pembuluh darah memiliki panjang lebih dari empat puluh ribu kilometer. Ini hampir menyamai panjang keliling bumi.
Perkembangan dalam perut ibu berlangsung tanpa henti. Pada minggu kelima, tangan dan kaki embrio mulai terlihat. Benjolan ini sebentar lagi akan menjadi lengan. Beberapa sel kemudian mulai membentuk tangan. Tetapi sebentar lagi, ribuan sel pembentuk tangan embrio tersebut akan melakukan sesuatu yang mengejutkan: melakukan bunuh diri massal.
Mengapa sel-sel ini membunuh diri mereka sendiri? Kematian ini memiliki tujuan yang amat penting. Bangkai-bangkai sel mati di sepanjang garis tertentu ini diperlukan untuk pembentukan jari-jemari tangan. Sel-sel lain memakan sel-sel mati tersebut, akibatnya celah-celah kosong terbentuk di daerah ini. Celah-celah kosong ini adalah celah di antara jari-jari kita.
Akan tetapi, mengapa ribuan sel mengorbankan dirinya? Bagaimana dapat terjadi, sebuah sel membunuh dirinya sendiri agar bayi dapat memiliki jari-jari pada saatnya nanti? Bagaimana sel tersebut tahu bahwa kematiannya adalah untuk tujuan tertentu? Semua ini sekali lagi menunjukkan bahwa semua sel penyusun manusia diberi petunjuk oleh Allah.
Sejumlah sel juga mulai membentuk kaki. Sel-sel tersebut tidak mengetahui bahwa embrio akan berjalan di dunia luar. Tapi mereka tetap saja membuat kaki dan telapaknya untuk embrio.
Ketika embrio berumur empat minggu, dua lubang terbentuk pada bagian wajahnya, masing-masing terletak pada tiap sisi kepala embrio. Mata akan terbentuk di kedua lubang ini pada minggu keenam. Sel-sel tersebut bekerja dalam sebuah perencanaan yang sulit dipercaya selama beberapa bulan, dan satu demi satu membentuk bagian-bagian berbeda yang menyusun mata. Sebagian sel membentuk kornea, sebagian pupil, dan sebagian yang lain membentuk lensa. Masing-masing sel berhenti ketika mencapai batas akhir dari daerah yang harus dibentuknya. Pada akhirnya, mata, yang mengandung empat puluh komponen yang berbeda, terbentuk dengan sempurna tanpa cacat. Dengan cara demikian, mata yang diakui sebagai kamera paling sempurna di dunia, muncul dari sebuah ketiadaan di dalam perut ibu. Perlu dipahami, bahwa manusia yang bakal lahir ini akan membuka matanya ke dunia yang berwarna-warni, dan mata yang sesuai untuk tugas ini telah dibuat.
Suara di dunia luar yang akan didengar oleh bayi yang belum lahir juga telah diperhitungkan dalam pembentukan seorang manusia dalam rahim. Telinga yang akan mendengarkan segala suara tersebut juga dibentuk dalam perut ibu. Sel-sel tersebut membentuk alat penerima suara terbaik di dunia.
Semua uraian ini mengingatkan kita bahwa penglihatan dan pendengaran adalah nikmat besar yang Allah berikan kepada kita. Allah menerangkan hal ini dalam Alquran sebagai berikut: "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (QS. An-Nahl, 16:78)
Penciptaan Kedua
Setiap manusia dipancarkan ke rahim sebagai sel sperma yang kemudian bersatu dengan sel telur, dan kemudian memulai kehidupan sebagai sel tunggal dalam rahim. Semua ini terjadi karena adanya kondisi yang khusus diciptakan di tempat tersebut. Bahkan sebelum manusia mulai mengetahui keberadaan dirinya sendiri, Allah telah memberi bentuk pada tubuh mereka dan menciptakan manusia normal dari sel tunggal.Adalah kewajiban bagi setiap orang di dunia untuk merenungkan kenyataan ini. Kewajiban kita adalah untuk memikirkan bagaimana kita lahir ke dunia ini, kemudian bersyukur kepada Allah.
Jangan lupa, Allah yang telah menciptakan tubuh kita sekali dan akan mencipta kita lagi setelah kematian, akan bertanya tentang nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Mereka yang melupakan penciptaan diri mereka sendiri dan mengingkari kehidupan akhirat, benar-benar telah tertipu. Allah berfirman tentang orang-orang ini dalam Alquran:
Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata. Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?" Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya pada kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk." (QS. Yaasiin, 36:77-79)